Friday, June 29, 2012

Mata Ketiga Cinta

Mata Ketiga Cinta

Mata Ketiga Cinta", sebagai buku kumpulan puisi pilihan tentang cinta karya Helvy Tiana Rosa jika disusuri lebih dalam merupakan kumpulan puisi yang memiliki fungsi keindahan dan kegunaan. Penulis mampu meramu dan memadu-padankan kata-kata sederhana menjadi istimewa dan puitis. Kiranya dari sini, pembaca akan mengaminkan bahwa beberapa puisi di buku ini memang memiliki fungsi keindahan. Misalnya saja pada penggalan puisi yang berjudul "Mata Ketiga Cinta" ini. Sebuah puisi yang menurut penafsiran saya merupakan puisi yang mengungkapkan kehebatan dan kekuatan cinta yang sebenarnya. Diksi pada puisi ini memang terkesan biasa, tapi kemampuan penulis dalam meramunya menjadikan puisi ini menjadi begitu apik, nikmat dan istimewa.

"Apakah dua mataku

yang kau larung dalam malam?
lalu hari-hari pun terbenam dalam secangkir kopi tanpa gula
daun-daun jatuh di luar jendela
dan sunyi menyanyikan lagi
lagu gergaji"

Ada 40 puisi lagi dalam buku ini yang ditulis antara tahun 1986 hingga 2011. Meski kesemua puisi tersebut merupakan puisi tentang cinta tapi tiap puisi dalam buku ini memiliki kegelisahan tersendiri hingga benar-benar lahir menjadi puisi yang puitis dan sarat makna. Jika merunut pada apa yang dikatakan Ignas Kleden dan Kuntowijoyo, puisi-puisi dalam buku ini merupakan puisi yang lahir dari kegelisahan politik (puisi "Kepada Tuan Teroris"), metafisik (puisi "Thawaf), eksistensial (puisi "1987" dan transedental (puisi "Fi Sabilillah").

Helvy Tiana Rosa sudah menulis 50 buku dan memperoleh berbagai penghargaan di bidang kepenulisan. Karena itu pula, tak berbeda dengan buku-bukunya yang lain, "Mata Ketiga Cinta" ini pun menjadi buku yang sangat nikmat untuk dibaca. Akhirnya, menyusuri "Mata Ketiga Cinta", Helvy Tiana Rosa ini, kita seperti diajak bertualang untuk memaknai cinta dari berbagai sudut pandang. Kita pun seperti dibujuk untuk memaknai hakikat kehadiran cinta di tengah-tengah kita. "Mata Ketiga Cinta" adalah ruang kita menyusuri makna cinta yang sebenarnya.*


Penulis    : Helvy Tiana Rosa
Penerbit   : Asma Nadia Publishing House
Halaman  : 84 Halaman

No comments:

Post a Comment